
Pada tahun 2008 ini saja, sejak bulan Januari sudah 88 kapal diserang di kawasan tersebut dan sejauh ini 33 kapal dikuasai perompak. Para perompak menggunakan kapal kecil cepat (speed boat) dan melengkapi dirinya dengan senjata Kalashnicov beserta pelontar granat ketika sedang beraksi.
Aksi para perompak pada tanggal 14 November 2008 yang lalu sungguh spektakuler, sebuah kapal tanker raksasa (berbobot mati 318.000 ton) berukuran 3 kali lebih besar dari kapal induk, milik perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, bernama Sirius Star, yang membawa penuh muatan minyak mentah sebanyak 2 juta barrel seharga $ 100 juta AS, berhasil dikuasai oleh para pembajak Somalia (Minggu, 16 November 2008). Yang mengejutkan aksi ini dilakukan jauh dari Teluk Aden, lokasi perompakan yang biasanya mereka lakukan. Sirius Star dalam perjalanan ke AS melalui Tanjung Harapan, Afrika Selatan, tidak melalui Teluk Aden, tetapi melewati Terusan Suez. Kapal tanker ini kemudian oleh para perompak digiring ke Eyl di utara Somalia. Eyl merupakan tempat berlindung bagi para perompak itu. Perompak meminta uang tebusan 25 juta dollar AS.


Kapal MV Sinar Kudus (milik PT Samudra Indonesia) yang dibajak sejak 16 Maret 2011 tersebut hingga Sabtu malam (9 April 2011) masih disandera di perairan Teluk Aden, Somalia. Kondisi 20 anak bua kapal (ABK) dikabarkan mulai melemah dan stress berat.Kelompok pembajak Somalia ini mengancam akan membunuh satu persatu ABK asal Indonesia jika dalam beberapa hari ini permintaan uang tebusan yang semula 2,6 juta dolar AS naik menjadi 3,5 juta dolar AS dan terakhir naik kembali menjadi 9 juta dolar AS (setara Rp 77 miliar) tidak segera dipenuhi perusahaan pelayaran Samudera Indonesia.Kapal MV Sinar Kudus disandera dalam perjalanan dari dari Pomala, Sulawesi menuju Laut Merah dengan tujuan akhir ke Belanda. Di dalam kapal terdapat Kapten Kapal Slamet Juari bersama 19 orang ABK. Persediaan bahan bakar pun dikabarkan menipis.Istri Slamet Juari (Kapten Kapten Kapal MV Sinar Kudus), mengatakan dirinya pada 7 April 2011 mendapat telepon dari suaminya yang melaporkan bahwa posisi mereka saat ini berada di pantai timur Somalia, 400 mil dari Mogadishu dan berada di dalam kapal.Karena khawatir terjadi sesuatu, keluarga Slamet Juari sudah mengirimkan surat ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk meminta bantuan pemerintah membebaskan seluruh ABK yang disandera.Kapal milik PT Samudra Indonesia ini saat ini sedang membawa nikel milik PT Aneka Tambang sebanyak 8.300 ton senilai Rp1,535 triliun. Diharapkan Presiden SBY mendengar dan turun tangan jangan sampai nyawa para ABK melayang serta seluruh ABK dapat dibebaskan. (Sumber: Pos Kota).