Friday, June 12, 2009

PENGANTAR KEARAH FILSAFAT


Oleh
Syahyunan Pora, S.Fil


Mengenai penyakit pikiran, untuk melawannya filsafat menyediakan Obat,
Oleh karenanya layak diperhitungkan suatu pengobatan pikiran
(Epicurus)


Pengantar kepada Filsafat ini dianggap perlu diberikan, karena pengetahuan filsafat memang memerlukan filsafat, tidak berbeda dengan pengetahuan hukum yang memerlukan pengantar Ilmu hukum, Ilmu Pendidikan memerlukan pengantar Ilmu Pendidikan, dan sterusnya. Didalam pengantar setiap jenis pengetahuan biasanya diuraikan sekurang-kurangnya definisi pengetahuan, objek pembahasan metode penelitian dan struktur pengetahuan tersebut.
a. Pengertian Filsafat
Hatta mengemukakan bahwa pengertian apa filsafat itu lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu. (Hatta:1966:1:3), nanti bila orang telah banyak membaca atau mempelajari filsafat, orang itu akan mengerti dengan sendirinya, barulah ia maklum apa filsafat itu menurut konotasi filsafat yang ditangkapnya. Langeveld juga berpendapat demikian, katanya setelah orang berfilsafat sendiri barulah ia maklum apa filsafat itu. dan makin dalam ia berfilsafat, akan makin ia mengerti apa filsafat itu. (lavengeld:1961:9) pendapat Hatta dan Langeveld itu benar, akan tetapi pengertian filsafat telah banyak coba didevinisikan oleh sejumlah tokoh yang gandrung akan filsafat atau para filsuf itu sendiri . Poedjawijatna (1974:1) mendevinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segal sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang meliputi kebenaran asli, dan bagi Aristoteles filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya metafisika, logika, retorika , ekonomi, politik dan estetika. Dan bagi Al Farabi bahwa filsafat ialah pengetahuan tentang alam ujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya. Pythagoras adalah orang yang mula-mula mengunakan kata filsafat, ia memebrikan devinisi filsafat sebagai The For Wisdom.(Ahmad Tafsir
b. Faktor-faktor yang mendorong Munculnya Filsafat..
Orang-orang Yunani yang mula-mula sekali berfilsafat di barat mengatakan bahwa filsafat timbul karena ketakjuban. Ketakjuban menyaksikan keindahan dan kerahasiaan alam semesta ini lantas menimbulkan keinginan mengetahuinya.
Plato mengatakan bahwa filsafat dimulai dari ketakjuban. Sikap heran atau takjub itu lahir dalam bentuk bertanya. Pertanyaan itu memerlukan jawaban. Bila pemikir menemukan jawaban, jawaban itu dipertanyakan lagi, karena ia selalu sangsi pada kebenaran yang ditemukannya. Patric (Mulder:1966:44-5) mengatakan, manakala keheranan mereka menjadi serius dan penyelidikan menjadi sistematis, mereka tanpa sadar telah menjadi filosof. Sartre (Beerling:1966:8) mengatakan bahwa kesadaran pada manusia ialah bertanya yang sebenar-benarnya. Pada bertanya itulah manusia berada dalam kesadaran yang sebenar-benarnya. Akan tetapi, hendaklah perlu segera dicatat bahwa pertanyaan yang dapat menimbulkan filsafat bukanlah pertanyaan yang semberangan. Pertanyaan yang dangkal seperti ”apa rasa gula” dapat dijawab oleh lidah, pertanyaan ”pada tahun keberapa biasanya cengkih itu berbuah” tidak akan menimbulkan filsafat. riset dapat menjawab pertanyaan ini.


Pertanyaan yang mendalam yang Ultimate yang bobotnya berat itulah yang akan menimbulkan filsafat bila jawabannya diberikan secara serius. Cobalah jawab pertanyaan Thales ”What is the Nature of World Stuff” apa sebenarnya yang mendasari bahan semesta ini?, indera tidak dapat menjawabnya, sains juga terdiam. Filsuf dapat menjawabnya. Thales menjawab Air. Namun begitu, jawaban ”air” itu sebenarnya belumlah memuaskan , tetapi Thales mendasari jawabannya dengan dasar yang lumayan. Katanya ”Water is The Basic Principle of the Universe”. Prinsip dasar alam semesta adalah air. Jadi pertanyaan itulah yang sekiranya dapat memunculkan filsafat. Pada zaman modern ini penyebab timbulnya pertanyaan adalah kesangsian. Apa sangsi itu? Sangsi itu setingkat dibawah percaya dan setingkat diatas percaya. Bila manusia menghadapi suatu pernyataan, ia mungkin percaya dan mungkin tidak percaya, akan tetapi, ia mungkin juga percaya tidak dan tidak percaya juga tidak, tidak ada masalah. Selama ada tanda Tanya dalam pikiran, jalan pikiran itu membentur-bentur. Bagi gilsuf pertanyaan itu menggelisahkan, menggangu. Pertanyaan yang membentur dalam pikiran itu dalam bahasa Yunani disebut dengan “Problema” yang menunjukan sesuatu yang ditaruh didepan, merintangi perjalanan kita, harus disingkirkan agar tidak merintangi perjalanan kaki. (Beerling:1966:10). Sangsi9 sduah pasti menimbulkan pertanyaan. Pertanyaan menyebabkan pikiran bekerja. Pikiran bekerja menimbulkan filsafat. Jadi, ingin tahu itulah pada dasarnya yang menyebabkan munculnya filsafat. Ingin tahu dahulunya disebabkan oleh dongeng dan keheranan pada kebesaran alam.; pada zaman modern ingin tahu timbul karena sangsi. Ingin tahu muncul dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan menimbulkan filsafat. Jika demikian mengapa ada orang yang kurang senang pada orang yang senang bertanya?, bertanya tetang dirinya , tentang Tuhan, tentang pengangguran tentang fungsi DPR atau Calon Legislatif tentang hak-hak rakyat kecil dan sebagainya.
c. Kedudukan Filsafat Pada Saat ini
Dalam sebagian besar dalam sejarahnya filsafat selalu membahas problema sehari-hari situasi manusiawi; akan tetapi dalam beberapa dasar warsa terakhir banyak ahli filsafat dibarat mengarahkan hamper seluruh perhatian mereka kepada sejarah filsafat atau pembahasan tentang istilah dan bahasa untuk dipakai untuk memaparkan fikiran-fikiran. Pengetahuan tentang istilah dan bentuk serta pemakaian bahasa adalah penting, akan tetapi kita tidak boleh menggunakan pengkajian tentang “alat” (instrument) seperti logika, semantic, analisa linguistic, untuk mengganti penelitian tentang problema yang pokok, yakni problema filsafat yang langgeng. Karena ahli filsafat sudah berpaling dari dunia sementara filsafat itu sendiri melampaui realitas alam ide, maka dunia tidak lagi meminta pengarahan kepada filsafat dalam menghadapi problema-problema baru yang mendesak. Disinilah kadang filsafat mendapati dirinya terpojok dalam ruang yang tersendiri. Bahkan tidak sedikit yang menganggap filsafat membingungkan, bahkan kerap filsafat dianggap kerap membuat rumit ide-ide yang sederhana.
Pekerjaan (profesi) filsafat tidak selalu mempunyai arti yang sempit dan special seperti sekarang ini, dimana filsafat masih diusung pada tema-tema yang melangit dan tidak membumi. Pad zaman Yunani pada keadaan yang sebaliknya. Yang buka disiplin teoritis yang special yang dinamakan filsafat, akan tetapi suatu cara hidup yang kongkrit (a concrete way of life). Suatu pandangan yang total tentang manusia dan alam yang menyinari seluruh kehidupan seseorang. Filsafat pada zaman modern ini seharusnya diarahkan pada soal hidup dan mati; filsafat merupakan jiwa yang mencari keselamatan. Namun kadang kenyataan yang ada berkata lain ketika kini kesan yang ditampakkan bahwa pendorong untuk mempelajari filsafat bagi seorang mahasiswa yang berasal dari kultur timur adalah sangat berbeda dengan pandangan seorang mahasiswa yang dating dari kultur Barat. Mahasiswa yang dating dari kultur Timur mencari jawaban tentang dunia yang kalang kabut dimana ia hidup. Sebab banyak yang menjadi tidak puas konsepsi analitik dari filsafat. mereka bertanya ”Jika Filsafat yang berarti penjelasan (klarifikasi), apakah ia berhak menduduki tempat yang biasa dimilikinya dalam pendidikan liberal? Pertanyaan tersebut mengandung arti: “Jika analisa kata-kata adalah satu-satunya tugas filsafat, maka filsafat akan bunuh diri.
d. Mengapa Kita Memerlukan Filsafat
Manusia telah melampaui loncatan-loncatan Raksasa dalam bidang sains tekhnologi, pertanian, kedokteran, ilmu-ilmu sosial dan pendidikan. Dalam abad ini khususnya kita menyaksikan kemajuan pengetahuan manusia, ruang dan waktu lebih singkat, lebih mudah memiliki kenikamatan hidup (comfort). Perkembangan zaman mesin (Age Of Automation) jelas akan menghilangkan kelelahan jasmani, menambah produksi dan mengurangi jam kerja, kemampuan untuk menguasai sumber-sumber energi dari atom, matahari dan ombak laut serta angin akan menjelmakan dalam kehidupan kita perubahan-perubahan yang di luar khayalan kita. Akan tetapi disamping kemajuan yang menakjubkan itu, banyak pemikir yang resah dan gelisah. Mereka memikirkan situasi dimana kekuatan fisik kita, serta pengetahuan ilmiah dan kekayaan kita berada dalam keadaan kontras (bertentangan) dengan kegagalan pemerintahan dan individualis atau perorangan dalam memecahkan persoalan-persoalan kehidupan dari segi intelektual dan moral. Pengetahuan menjadi terpisah dari nilai’ juga pamer kekuatan yang besar dengan tanpa kebijaksanaan.
Kejadian-kejadian yang memasuki mellenium baru akhir-akhir ini menunjukan bahwa ada kesalahan-kesalahan dalam cara mengurus urusan manusia. Manusia telah memperoleh kekuatan yang besar dalam sains dan tekhnologi tetapi sangat sering menggunakan kekuatan-kekuatan itu untuk maksud yang destruktif, manusia telah memperluas jangkauan dan kuantitas pengetahuan tetapi belum dapat mendekati ideal-idela individualitas dan realisasi diri (Self Realitation) manusia telah menemukan untuk cara kemanan dan kenikmatan. Pada waktu yang sama mereka tidak aman dan merasa risau oleh karena mereka tidak yakin akan arti kehidupan dan tidak tahu arah mana yang akan mereka pilih dalam kehidupan itu. abad 21 berbeda dengan abad sebelumnya dengan adanya perang ide disamping perang manusia, material dan kepentingan-kepentingan nasional yang saling bertentangan dalam konteks ini jika tidak berlebihan kita bisa mengambil contoh dengan kebijakan pemerintah dengan menekan naiknya harga BBM namun solusi yang ditawarkan oleh pemerintah kemudian adalah solusi BLT yang bahkan kurang atau tidak tepat sasran.
Filsafat-filsafat yang tidak dapat dikompromikan berlomba-lomba mencari penganut. Pada permulaan abad ini perbedaan antara kehidupan dalam tekhnologi atau sains atau pendidikan umum. Perbedaan itu adalah dalam ide-ide dasar, ideal dan loyalitas dengan cara yang mirip, komunisme telah melemparkan tantangan-tantangan terhadap kepercayaan dan ideal kita serta memperkeras perjuangan fikiran dan hati manusia. Tajuk rencana dalam tiap media massa, makalah-makalah, buku-buku, film dan komentator televisi bersatu dalam mengajak kita untuk meluruskan arah masyarakat. Mereka merasa bahwa kita hanyut tanpa kepemimpinan moraldn intelektual. Sudah jelas bahwa zaman kita adalah zaman yang penuh dengan ketidak seimbangan sosial dan personal. Kita tidak tahu bagaimana membentuk masyarakat yang murni dan yang akan memebri kepuasan dan harapan bagi anggota-anggotanya. Pada waktu yang sama kita menuntut untuk ”mengurus kepentingan kita sendiri” kemudian kita menyesalkan ”usaha kita untuk mendapatkan kesepian” (loneliness). Kebudayaan kita telah sering di diagnosa, sementara mereka yang melakukan diagnosa itu pandai dalam memebritahukan ciri-ciri berbagai penyakit. Akan tetapi jarang yang mengusulkan obatnya. Yang disetujui oleh kebanyakan ahli kritik adalah bahwa sudah tiba saatnya untuk melakukan perubahan.
Perubahan dalam adat kebiasaan dan sejarah biasanya dimulai dengan adanya sekelompok orang yang yakin akan nilai sesuatu ideal atau yang tertarik oleh pandangan cara hidup yang lain. Setelah abad pertengahan banyak orang mulai memikirkan cara hidup yang didasarkan atas keyakinan bahwa hidup di dunia ini, pada dasarnya perlu untuk dihayati. Dalam arti yang sangat luas, keyakinan semacam itu telah memungkinkan terjadinya renaisans. William Baret dalam bukunya yang berjudul ”The Illusion Of Technique” mengatakan bahwa pada waktu sekarang , lebih daripada waktu yang lain dalam sejarah, kita harus menempatkan tehnik ilmiah dalam hubungan baru dengan kehidupan. Sebab apa yang telah kita katakan, masyarakat kita semakin bertambah dikuasai oleh tehnik. Tekhnologi kemanusiaan semakin bertambah dipengaruhi oleh ahli-ahli sains dan pengetahuan lain yang mengikuti aliran Behaviorism ( tidak membicarakan nilai) Barret yakin bahwa filsafat modern harus menjawab tentang tekhnik tekhnologi; kalau tidak kemanusiaan akan kehilangan tujuan, arah dan kemerdekaan. Sekarang tiap orang yang akan mengutamakan ”kemerdekaan” harus melibatkan dirinya dengan wataknya tehnik (Natur Of Technique) bidangnya dan batasan-batasannya....persoalan tehnik itu sendiri merupakan persoalan penting bagi filsafat, palagi filsafat modern yang sering terpengaruh oleh pandangan tehnik dalam menentukan sikapnya.(HM Rasjidi:1984:8)
e. Sekilas Mengenai Filsafat Diri
Setiap individu memiliki filsafat hidup, tetapi hanya sedikit yang memiliki keistimewaan atau waktu luang untuk duduk sejenak dan menguraikan pokok-pokok yang menyenangkan. Kita cenderung menggunakan filsafat hidup dalam langkah hidup kita. Pengalaman adalah guru yang terbaik, tetapi kita juga perlu menalar pengalaman tersebut. Kita perlu berpikir secara kritis, mencari pola dan meletakannya bersama-sama dalam gambar lebih besar sehingga terbentuk jalan melewati kehidupan ini. Memahami filsafat yang kita miliki dapat menolong mencegah, menyelesaikan atau mengatasi banyak masalah. Filsafat kita dapat mendasari masalah yang kita alami, jadi kita perlu mengevaluasi gagasan yang berpegangan pada keahlian pandangan yang bekerja untuk kita, bukan menentang kita. Anda dapat mengubah apa yang sudah anda percayai dengan maksud mengatasi masalah. Denngan reputasinya akhir-akhir ini, filsafat tak seharusnya mengintimidasi, menjemukan atau sukar dimengerti. Memang ada banyak tulisan filsafat jatuh pada satu atau beberapa kategori tersebut, tetapi pada intinya filsafat menguji setiap pertanyaan yang kita ajukan: ”apakah hidup yang baik?” ”apa yang baik?” ”apakah kehidupan itu?” ”mengapa saya ada?” ”mengapa saya harus bertindak benar?” ” apakah yang benar itu?” ini adalah sejumlah pertanyaan yang sekiranya dapat dijawab begitu saja atau secara gampang.
Tidak ada dua orang yang secara otomatis sampai pada jawaban yang serupa. Tetapi kita semua memiliki seperangkat prinsip yang bekerja dalam (diri) kita, mesti kita sadari atau tidak dan dapat kita jabarkan atau tidak. Perkara luar biasa mengenal pemikiran ribuan tahun adalah pemikiran tersebut mengandung kebijaksanaan-kebijaksanaan dan tuntunan yang berguna bagi kita. Tapi filsafat juga bersifat personal, maksudnya anda adalah Filsuf bagi diri anda. Anda bisa belajar dari berbagai sumber, tetapi untuk sampai ke suatu pemahaman yang berguna tentang dunia, anda harus mengolah pikiran anda sendiri. Kabar baiknya adalah dengan dorongan yang tepat anda dapat berpikir secara efektif. Setelah anda mengolah pikiran secara filosofis, anda akan mendapatkan pikiran yang terbuka, mendalam, bertahan melewati apapun yang menghadang dimasa kini dan akan datang kebenaran pikiran akan anda temukan lewat kontemplasi, bukan cara medis. Hidup ini rumit dan penuh tekanan, tapi anda tak perlu menjadi bingung dan tertekan. Penyebabnya kadang kita mudah goyah saat iman atau keyakinan melemah, seperti banyak dari kita merasa agama dan Ilmu Pengetahuan tidak dapat menjawab semua pertanyaan kita. Melewati abad ini sebuah jurang lebar telah terbuka dibawah kita semenjak kemunduran iman (agama) kemajuan ilmu pengetahuan dan maknapun berakhir. Banyak dari kita yang tak melihat jurang itu hingga terjatuh kedalamnya. Filsuf-filsuf yang ada memimpin kita menjalani hal tersebut, tapi tidak membuat banyak orang keluar darinya. Kita perlu sedikit demi sedikit mengumpulkan penerapan praktis dari berbagai aliran filsafat untuk memetakan jalan keluar. Filsafat mencoba mendapatkan kembali legitimasi yang telah hilangsebagai jalan penolong untuk menelaah dunia disekeliling kita, sebab semesta ini menghadirkan misteri-misteri baru yang lebih cepat dari kemampuan agama atau ilmu pengetahuan untuk segera memecahkan teka-tekinya. Bertrand Russel menandai filsafat sebagai ”sesuatu yang menengahi tekhnologi dan sains... sebuah negeri yang tak bertuan yang terbuka untuk diserang dari kedua sisi”.
Filsafat dapat mengambil kekuatan tanpa harus menyerap dogma atau kelemahan dari keduanya. Artikel atau bahan materi yang sengaja dibuat ini semata untuk keperluan bahan ajar atau materi acuan di sejumlah lintas prodi ataupun universitas yang mendapatkan materi kuliah Filsafat ataupun Pengantar Filsafat, atau bisa juga dasar-dasar filsafat. Saya menyadari betapa rumit memberikan materi kuliah filsafat tanpa ada sebuah pegangan sebagai acuan tulisan disamping lisan yang kerap kali menjadi masukan bagi saya, karena sebagian mahasiswa saya menganggap materi filsafat yang mereka dapatkan terlalu abstrak untuk diikuti, meskipun dari sejumlah pertemuan kuliah yang sudah hampir lebih 5 tahun amanah untuk mengasuh mata kuliah ini untuk Ummu dan hampir lebih 3 tahun untuk Unkhair telah saya narasikan/ilustrasikan/menganalogikan bahkan sampai ketahap merasionalisasikan sedemikian rupa hingga filsafat sebagai sebuah pengantar ini terseret dari awang –awang kesendiriannya atau bagaimana upaya saya untuk terus membumikan tema-tema filososfis bahkan hingga sampai kedataran praktis maupun praksis dengan mengamini nilai-nilai filososfisnya dalam tindakan dan sikap saya sehari-hari dengan cara untuk tidak berkompromi dengan sikap atau pandangan sebagian mahasiswa saya yang mencoba mengeroposi nilai filososfis itu sendiri dengan pemahaman hidup mereka yang serba instan dan pragmatis.
Singkatnya menurut saya filsafat juga mempunyai tugas untuk meretas nilai luhur atau menanamkan nilai-nilai moral akan cinta pada kebijaksanaan hidup setiap orang agar yang bersangkutan tidak begitu saja memahami konsep pendidikan hanya jatuh pada kuantitas nilai-nilai akhir seperti dari apa yang mereka harapkan. Saya hanya berpikir Mahasiswa pasti bisa mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan namun cara mendapatkan dengan jalan filsafat kiranya tidak begitu mudah tanpa harus mereka dengan sadar telah berfilsafat sendiri mengenai asal maupun tujuan serta hakikat apa sebenarnya yang ingin mereka dapatkan dari status ke-Maha-siswaan mereka dengan jalan kuliah atau kembali kekampus untuk ”belajar” tentang apa yang seharusnya dipelajari.
f. Filsafat Adalah Suatu Bentuk Terapi Hanya Untuk Orang Waras
Konseling Filosofis menurut apa yang saya baca dari buku karya Lou Marinoff, ia mengatakan bahwa : Kolega saya Peter March yang seorang Kanada mengatakan bahwa sesungguhnya Filsafat adalah terapi bagi orang waras. Dalam benak Lou Marinoff definisi itu menyertakan kita semua. Sayangnya banyak psikolog dan psikiater cenderung menghakimi klien sebagai ”si sakit”. Pengobatan yang mendiagnosa setiap orang yang masuk kemudian mereka-reka sindrom atau gangguan apa yang menjadi penyebab masalah mereka. Disisi lain pemikiran new age mengajukan premis bahwa dunia (dan setiap orang didalamnya) ini sudah demiukian adanya atau sudah ditakdirkan demikian. Sementara, secara umum kita seharusnya berharap untuk diterima walau ada beragam keanehan dan cacat yang menyertai kita. Tidak ada alasan untuk melihatnya sebagai abnormal tanpa diketahui bagaimana menetukannya (kesempurnaan merupakan hal yang sekaligus juga abnormal) dan tentu tidak ada alasan untuk melihat perubahan di luar jangkauan kita. Ketika Socrates menyatakan bahwa hidup yang tidak dipertanyakan adalah hidup yang tidak berharga, ia bermaksud menyatakan evaluasi pribadi yang tetap dan berusaha keras meningkatkan diri sebagai panggilan tertinggi. Normal jika kita punya masalah dan tekanan emosi bukanlah suatu penyakit. Dunia berkembang semakin kompleks, tak perlu diberi label ”kacau” dan orang mencari jalan untuk memantau dan mengatur dunia tersebut, padahal mereka menapaki tradisi untuk sebuah hidup yang lebih bermakna. Anda akan melihat secara khusus bagaimana menerapkan filsafat saat anda menghadapi dilema moral, konflik etik profesi, kesulitan menyatukan apa yang anda alami dengan apa yang anda percayai, krisis makna, tujuan, atau pencarian nilai bagi identitas diri, pencarian strategi, kekhawatiran mengenai karir, ketidak mampuan mencapai sasaran, masalah dalam hubungan, kematian dari orang yang paling dicintai, orang akan selalu berhadapan dengan filsafat hidup mereka sendiri.(Lou Marinoff:2003:13)



1 comment:

  1. Best free spin casino sites 2021 - Choegocasino Casino
    Free spin casino sites are 카지노 the most popular online 메리트 카지노 주소 casino games in the world. However, the most popular free spins games are ones like 온카지노 Jackpot Slots,

    ReplyDelete